Perusahaan Di Dunia Yang Memproduksi Obat Berbahan Ganja

Perusahaan yang memproduksi obat berbahan ganja bisa kamu temukan di beberapa negara yang melegalkan penggunaan ganja medis. Berikut ini perusahaan – perusahaan di dunia yang memproduksi obat berbahan ganja.

Di negara Australia lebih tepatnya di daerah Adeloide, terdapat sebuah perusahaan yang memproduksi obat berbahan ganja. Diketahui perusahaan tersebut adalah perusahaan pertama yang memproduksi ganja sebagai obat di Australia Selatan. Perusahaan tersebut bernama GD Pharma. Mereka mengimpor ganja dari luar negeri dengan izin agar mereka bisa mengimpor tanaman itu, mengekstrak bahan kikianya dan menghasilkan berbagai produk resep eksperimental. GD Pharma dapat mengendalikan konsentrasi ganja untuk kebutuhan klien, seperti apapun kliennya.

CEO perusahaan ini bernama Antony Candina. Dia mengatakan hal tersulit untuk ditembus adalah mencapai lisensi manufaktur yaitu resiko ganja yang dialihkan ke pasar gelap serta resiko pencurian dan penanaman. Oleh karena itu, mereka tidak diperbolehkan untuk mengiklankan proses pembuatan dan menyimpan senyawa ganja. Mereka sempat terganggu ketika ada beberapa artikel yang memberitakan tentang impor ganja perusahaan tersebut yang mengakibatkan sejumlah warga datang mengunjungi laboratorium Norwood milik mereka hanya untuk mengganggu staf san memaksa untuk melihat tanaman – tanaman yang ada disana. Adapun menurut pendukung ganja, obat yang dijadikan daoat membantu kondisi sclerosis ganda, epilepsi yang sangat parah pada anak anak, dan efek kemoterapi.

Di Indonesia dulu juga ada pabrik yang memproduksi ganja. Namun sayangnya, mereka meracik ganja, shabu – shabu, dan paracetamol jadi pil ekstasi. Tentunya hal ini buruk dan bukan positif karena telah disalahgunakan. Dulunya pabrik ini berkawasan di Aceh Utara. Aparat polisi telah menangkap mereka dan memberhentikan operasi perusahan ini.

Negara kincir angin memiliki pusat pengolahan ganja dan serat ganja. Salah satunya di Kota Oude Pekela, Provinsi Groningen, Belanda. Daerah tersebut sangat dekat dengan perbatasan Jerman. Pabrik ganja tersebut bernama Hempflex yang didirekturi oleh Mark Reinders. Pabrik ini membudidayakan ganja dengan kadar 0,2 %. Awalnya banyak masyarakat yang tidak setuju dan ingin menutup pabrik ini karena dikira akan menjadi bandar obat nius. Setelah awak 1990, pemerintah Belanda Mengizinkan Hempflax beroperasi kembali. Hal ini dikarenakan yang ditanam oleh pabrik Hempflax bukan termasuk psikotoprika. Hempflax bukan hanya mengolah ganja sebagai obat, tetapi juga mengolah ganja menjadi serat ganja olahan. Pabrik ini mempunyai sekitar 600 hektar ladang ganja di provinsi Groningen dan Drenthe.

Tanaman ganja sangat ramah lingkungan, karena sisa pengolahan dibuat menjadi kompas. Alias tidak ada limbah yang dihasilkan untuk dibuang.

Perusahaan yang mengolah ganja lainnya adalah Tilray. Perusahaan yang satu ini bisa dikatakan unik, karena memiliki tujuan tunggal yaitu menjadi perusahaan yang memproduksi ganja medis legal untuk dijual di Amerika Serikat. Awalnya perusahaan ini dibangun pada tahun 2013 dengan kantor pusat di British Columbia, Kanada. Produk dari perusahaan ini telah disetujui oleh skema Cara Produksi Makanan yang Baik (GMP) pada bulan Desember 2016. Tentu saja perusahaan ini menjadi perusahaan produsen ganja medis pertama bersertifikat GMP yang memasok bunga ganja dan mengekstrasi produk pada puluhan ribu pasien, dokter, rumah sakit, pemerintahan, dan peneliti di lima benua. Pada akhir desember Tilray sukses dapat menjual produknya keseluruh dunia dengan cara menandatangani kesepakatan Sandoz Pharmaceuticals untuk menjual produk-produk berbasis ganja medisnya di seluruh dunia, tentunya hanya pada Negara – Negara yang menyetujui saja dan melegalkan adanya peredaran obat ganja. Sebenarnya jika ditelusuri lebih lanjut, sudah banyak tumbuh perusahaan – perusahaan pendistribusi maupun produsen yang mengolah ganja untuk medis.  Segala sesuatu akan baik adanya bila dimanfaatkan secara positif,tidak disalahgunakan.

*dari berbagai sumber.

Ketahui tentang kaktus lebih mendalam

Leave a Comment